Text
Eksistensi seni pertunjukan Jipeng Grup Pusaka Tiga Saudara Kalisari Pasar Rebo Jakarta Timur
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang akurat mengenai keberadaan dan masalah-masalah yang dihadapi serta usaha yang dilakukan Grup Pusaka Tiga Saudara untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam mengembangkan kesenian Jipeng di Kalisari Pasar Rebo Jakarta Timur.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif sebagai teknik pengumpulan data yang berfokus pada Eksistensi Seni Pertunjukan Jipeng Grup Pusaka Tiga Saudara Kalisari Pasar Rebo Jakarta Timur. Dengan observasi, studi pustaka, dan wawancara sebagai teknik pengumpulan data. Proses observasi dilakukan pada bulan Oktober 2017 - Desember 2018 di Desa Kalisari, Kecamatan Cijantung, Jakarta Timur.
Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa eksistensi seni pertunjukan Jipeng grup Pusaka Tiga Saudara masih eksis walaupun frekuensi pementasannya mengalami penurunan. Dahulu tampil sebanyak 25 kali dalam sebulan namun sekarang hanya 2 kali dalam setahun dikarenakan ada beberapa masalah. Dalam penelitian ini ditemukan lagu-lagu yang digunakan dalam pertunjukan Jipeng yaitu bernama Mars Selamat Datang,Mars Jinekuda,Mars Porka,Mars dodoledet, Sirih kuning, Jali-jali, Kicir-kicir, Lenggang kangkung, Kacamata riben, Geboy, Kabupatenan, Tepangsono, Gaplek, Kidung selamat datang, dan Ucingucingan.Masalah yang dihadapi adanya persaingan dengan musik modern seperti dangdut, pop yang lebih banyak peminatnya, minimnya lahan juga membuat pertunjukan Jipeng sulit ditampilkan. Usaha yang dilakukan oleh grup Pusaka Tiga Saudara memperkenalkan dan melatih anak cucu mereka untuk regenerasi pemain, usaha dari pemerintah adalah mendukung kesenian Jipeng untuk terus dilestarikan dengan cara memberikan kesempatan mereka untuk tampil di daerahdaerah khususnya Jakarta. Masyarakat desa Kalisari Jakarta Timur juga mengharapkan kesenian Jipeng ini terus berkembang dan tidak mengalami kepunahan
Implikasi penelitian ini yang menyatakan bahwa keberadaan Jipeng mengalami penurunan. Agar tidak punah maka peneliti berharap hasil penelitian ini bisa diimplementasikan dalam salah satu kegiatan ekstrakulikuler di sekolah dari tingkat dasar agar kesenian Jipeng tetap terjaga kelestariannya sehingga kesenian ini bisa diketahui dan dipelajari oleh generasi muda khususnya masyarakat Betawi.
This research is conducted to get accurate results about the existence and problems faced and the efforts made by Group Pusaka Tiga Saudara to overcome the problems faced in developing Jipeng art at Kalisari Pasar Rebo East Jakarta. This research uses descriptive qualitative method as data collection technique that focuses on Existence of Jipeng Performing Arts Group Pusaka Tiga Saudara Kalisari Pasar Rebo East Jakarta. By observation, literature study, and interview as a data collection technique. The observation process was conducted in October 2017 - December 2018 in Kalisari Village, Cijantung Sub-district, East Jakarta.
From the research results obtained data that the existence of performing arts Jipeng group Pusaka Tiga Saudara still exist even though the frequency of his performance decreased. Formerly appearing 25 times in a month but now only 2 times a year because there are some problems. In this study found the songs used in the show Jipeng named Welcome Mars, Mars Jinekuda, Mars Porka, Mars dodoledet, Sirih yellow, Jali-jali, Kicir-kicir, Lenggang kangkung, Riben glasses, Geboy, Kabupatenan, Tepangsono, Gaplek, Kidung welcome, and Ucing-ucingan. The problems faced by the competition with modern music such as dangdut, more pop devotees, the lack of land also makes Jipeng show difficult to display. The efforts of the Group Pusaka Tiga Saudara introduced and trained their grandchildren for player regeneration, the government's effort was to support Jipeng art to be preserved by giving them a chance to perform in areas especially Jakarta. The people of Kalisari village of East Jakarta also hope that Jipeng art will continue to grow and not extinction
The implications of this study suggest that the existence of Jipeng has decreased. In order not to be extinct, the researcher hopes that the result of this research can be implemented in one of the extracurricular activities in the school from the basic level so that Jipeng art can be preserved so that this art can be known and studied by the young generation, especially the Betawi people.
SS00016306 | SK 16306 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.02.2018.003) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain