Text
Pengaruh kepemimpinan instruksional dan budaya sekolah terhadap kualitas guru SMA Swasta Katolik di Jakarta Pusat
RINGKASAN
Tesis ini meneliti keterkaitan antara kepemimpinan instruksional dan budaya sekolah, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama, terhadap kualitas guru di sekolah. Penelitian ini dilaksanakan kepada guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta Katolik di Jakarta Pusat dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan pendekatan kuantitatif. Populasi adalah guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta Katolik di Jakarta Pusat yang berjumlah 230 guru dengan jumlah sampel sebanyak 146 guru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode survei.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian hipotesis pertama dapat disimpulkan yakni terdapat pengaruh langsung kepemimpinan instruksional terhadap kualitas dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,614 dan nilai koefisien jalur sebesar 0,491. Ini memberikan makna kepemimpinan instruksional berpengaruh langsung terhadap kualitas. Hasil penelitian ini sejalan dengan studi yang dilakukan oleh Linda Bendikson, Viviane Robinson, dan John Hattie dalam tulisannya berjudul Principal instructional leadership and secondary performance, Eddi Supriadi & Hj. Abdul Raheem penelitiannya berjudul “Relationship between Instructional Leadership of Headmaster and Workdiscipline and Work Motivation and Academic Achievement in Primary School at Special Areas of Central Jakarta”.
Hasil pengujian hipotesis kedua dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh langsung budaya sekolah terhadap kualitas dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,507 dan nilai koefisien jalur sebesar 0,316. Ini memberikan makna budaya sekolah berpengaruh langsung terhadap kualitas. Hasil penelitan ini senada dengan pendapat beberapa ahli di antaranya adalah Odden, Kent D. Peterson, Kenneth Wong dan Anna Nicotera, serta penelitian Cohen dan Hill, Kannapel dan Clements, Wenglinsky seperti dikutip Laura
iv
Goe dan Leslie M. Stickler mengatakan bahwa “Several studies indicate that certain types of professional development contribute to teacher quality and student achievement. Specifically, professional development that is sustained, aligned with the curriculum, and focused on instruction is shown to positively influence school-level achievement in mathematics and science at both the elementary and high school levels”.
Hasil pengujian hipotesis ketiga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh langsung kepemimpinan instruksional terhadap budaya sekolah dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,391 dan nilai koefisien jalur sebesar 0,391. Ini memberikan makna kepemimpinan instruksional berpengaruh langsung terhadap budaya sekolah. Hasil penelitan ini senada dengan pendapat beberapa ahli di antaranya studi yang dilakukan oleh Karen H. Mackey tentang keterkaitan antara Instructional Leadership, School Culture, dan Student Achievement; H. Sufean dengan judul, “School Culture and Instructional Leadership of High-Performing and Low-Performing Schools: Patterns of Variation and Relationship”; Karen H. Mackey yang ditulis dalam disertasinya berjudul, “Relationships Among Instructional Leadership, School Culture, and Student Achievement in Kentucky Elementary Schools"; MacNeil juga penelitian Jonathan P. DuPont yang menjelaskan adanya keterkaitan kedua variabel tersebut.
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan beberapa hal: Pertama, kepemimpinan instruksional berpengaruh langsung terhadap kualitas. Kedua, budaya sekolah berpengaruh langsung terhadap kualitas. Ketiga, kepemimpinan instruksional berpengaruh langsung terhadap budaya sekolah.
TM00005123 | TM 5123 | UPT Perpustakaan UNJ | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain