Text
Pendidikan untuk perempuan di Minangkabau : Rohamna Kudus, Rahmah El Yunusiyyah dan Rasuna Said 1901-1950
Skripsi ini membahas mengenai pendidikan untuk perempuan di Minangkabau yang mengalami perubahan dalam kurun waktu 1901-1950.Peneliti melihat perubahan itu melalui tiga orang tokoh perempuan Minangkabau, yakni, Rohana Kudus, Rahmah El Yunusiyyah dan Rasuna Said. Pada periode waktu tersebut, perempuan di Minangkabau diperlakukan secara diskriminatif mengenai hak berpendidikan.Sudut pandang masyarakat Minangkabau menganggap bahwa perempuan tidak perlu untuk bersekolah atau mengenyam pendidikan selain pendidikan untuk menjadi ibu rumah tangga yang baik. Kesadaran akan hak berpendidikan salah satunya mulai dirasakan oleh Rohana Kudus. Rohana membuat taman belajar sederhana di rumahnya untuk memberikan pelajaran baca-tulisberhitung kepada anak-anak perempuan di sekitar rumahnya. Kesadaran serupa juga dirasakan oleh Rahmah El Yunusiyyah dan Rasuna Said. Mereka bergerak di ranahnya masing-masing, namun dengan satu tujuan yang sama, yakni memberikan kesadaran akan arti pendidikan bagi perempuan.
Skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola perubahan pendidikan di Minangkabau berdasarkan kepada tiga tokoh, yakni Rohana Kudus, Rahmah El Yunusiyyah dan Rasuna Said pada tahun 1901-1950. Skirpsi ini menggunakan metode sejarah yang yang disajikan dalam bentuk deskriptif naratif. Adapun sumber yang digunakan adalah sumber tertulis, baik primer maupun sekunder.
Hasil penelitian menunjukan terdapat perubahan pola pendidikan yang diterima oleh perempuan Minangkabau. Hal ini terlihat dari meningkatnya kesadaran kaum perempuan Minang akan pentingnya pendidikan. Dalam kurun waktu 19011950, pendidikan perempuan Minang ter-upgrade dengan baik. Di awali dengan sekolah nonformal, kemudian akademi agama khusus putri, hingga sekolah formal.Rohana Kudus, Rahmah El Yunusiyyah, dan Rasuna Said memiliki peran dalam mewujudkan hal tersebut.
This research discusses the education for woman in Minangkabau which has changed in 1901-1950. Researchers noticed the change through three characters, which are Rohana Kudus, Rahmah El Yunusiyah and Rasuna Said. At that time, woman in Minangkabau discriminatively treated about education. According to Minangkabau ethnic’s point of view, a women doesn’t need going to school or being educated, unless the education is taught to be a good housewife. Rohana Kudus began being aware of the liberty of getting education. Rohana made a simple learning park in her house to give reading-writing-counting’s aducation for children in her neighborhood. The awareness is also felt by Rahmah El Yunusiyyah and Rasuna Said. They moved in their concentration with the same goals, which is aimed to give the awareness of importance of education for women.
This research is aimed to describe the pattern of educational change in Minangkabau based on three characters, which is Rohana Kudus, Rahmah El Yunusiyyah and Rasuna Said in 1901-1950. This reseach implemented historical method presented in descriptive-narrative form. The source of this research were written source, both primary and secondary.
The result of the study showed that there is a change in education pattern received by Minangkabau’s woman. This is the proof of increasing awareness of Minangkabau woman about the importance of education. In the period of 1901-1950, education of woman in Minangkabau had been well upgraded. Begins with nonformal school, then woman’s special religious academies until formal school. Rohana Kudus, Rahmah El Yunusiyyah, and Rasuna Said have specific role in realizing it.
SS00016119 | SK 16119 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.04.2018.002) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain