Text
Tawuran antar warga di Kelurahan Klender Jakarta Timur
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan situasi kampung yang tawuran antara Kampung Kebon Singkong dengan Cipinang Jagal mulai dari penyebab tawuran yang mencakup empat faktor antara lain, faktor pendidikan rendah, faktor keluarga broken home, faktor kemiskinan perkotaan, faktor lingkungan. Dampak tawuran yang mencakup empat permasalahan antara lain, hubungan silaturahmi antar kampung menjadi terbatas, aktifitas ekonomi terganggu, kerugian fisik dan materi, timbulnya dampak psikologis. Hingga upaya dalam meredam tawuran yang dilakukan pengurus warga serta pihak-pihak terkait yang mencakup lima solusi antara lain, memberikan himbauan terhadap remaja yang nongkrong di warnet, standby di lokasi yang menjadi tawuran, mediasi kedua pihak yang terlibat tawuran, berkoordinasi dengan warga yang dekat dengan lokasi tawuran, mengajak warga untuk mengikuti pelatihan keterampilan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang dilakukan dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Subjek penelitian ini adalah pengurus warga RW 01, Ketua RT, Kelurahan Klender, Kepolisian Duren Sawit, dan warga RW 01. Penelitian ini menggunakan beberapa konsep untuk menunjang penelitian, diantaranya menggunakan teori konflik Ralf Dahrendorf, bentuk-bentuk interaksi sosial, pendekatan konflik multidisipliner, pemetaan konflik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tawuran yang terjadi di Klender dipicu oleh faktor pendidikan rendah, keluarga broken home, kemiskinan, dan lingkungan. Dampak yang ditimbulkan yakni hubungan silaturahmi antar kampung terbatas, aktifitas ekonomi terganggu, kerugian fisik dan materi hingga psikologis. Namun untuk meredam masalah ini yang dilakukan masing-masing pihak antara lain memberikan himbauan terhadap remaja yang nongkrong di warnet, standby di lokasi tawuran, pengurus warga serta tokoh masyarakat melakukan mediasi yang dihadiri pihak ketiga sebagai penengah dengan mendatangkan Kapolres, Lurah, dan Kapolsek, berkoordinasi dengan warga yang dekat lokasi tawuran, mengajak warga mengikuti pelatihan keterampilan.
This study aims to explain the situation of the brawl between Village Kebon Singkong with Cipinang Jagal ranging from causes of brawl that includes four factors, among others, low educational factors, family factors broken home, urban poverty factors, environmental factors. Impact of brawl covering four problems, among others, the relationship between villages to be limited, disrupted economic activity, physical and material losses, the emergence of psychological impact. Until the effort to reduce the brawl conducted by the management of citizens and related parties which includes five solutions, among others, to give appeal to adolescents who hang out in cybercafe, standby in the location of the brawl, mediation of the two parties involved brawl, coordinate with residents close to brawl location, invite the community to attend skills training.
This research uses qualitative method with phenomenology approach which is done by data collecting technique through observation, interview and literature study. The subjects of this study were RW 01 administrators, RT heads, Klender urban villages, Duren Sawit police, and RW 01 citizens. The research used several concepts to support research, including Ralf Dahrendorf's conflict theory, forms of social interaction, multidisciplinary conflict approach, conflict mapping.
The results of this study indicate that the brawl that occurred in Klender triggered by low educational factors, broken home family, poverty, and the environment. The impact is the relationship between the kampung limited, disrupted economic activities, physical and material damage to psychological. However, to cope with this problem, each of them involved giving advice to teenagers who were hanging out in cybercafe, standby in brawling location, caretaker of community and community leaders to mediate which was attended by third party as mediator by bringing Police Chief, Village Head and Kapolsek, to coordinate with residents near the brawl site, invite people to attend skills training.
SS00016903 | SK 16903 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.04.2018.006) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain