Text
Evaluasi Program Praktik Kerja Industri (Prakerin) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 6 Samarinda
RINGKASAN
Pendahuluan
Tujuan diselenggarakan Sekolah Menengah Kejuruan adalah mencetak lulusan yang siap kerja, terampil, dan berdaya saing.Untuk mempersiapkan peserta didik/siswa berkualitas dan diterima bekerja, tentu melalui proses pembelajaran yang sesuai kompetensi keahlian peserta didik.
Praktik Kerja Industri (Prakerin) merupakan syarat mutlak memperkenalkan siswa pada dunia usaha/dunia industri. Keberhasilan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diukur dari tingkat keterserapan tamatan/lulusan di dunia kerja.
Melalui Kepmendikbud No. 0490/1992 tentang kerjasama Sekolah Menengah Kejuruan dengan dunia usaha/dunia industri yang bertujuan untuk meningkatkan kesesuaian program SMK dengan kebutuhan dunia kerja yang diharapkan saling menguntungkan.
Inpres No 9 Tahun 2016 tentang revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan meliputi: 1) membuat peta jalan SMK, 2) menyempurnakan dan menyelaraskan kurikulum SMK dengan kompetensi sesuai kebutuhan pengguna lulusan (link and match), 3) meningkatkan jumlah dan kompetensi bagi pendidik dan tenaga kependidikan SMK, 4) meningkatkan kerja sama dengan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan dunia usaha/dunia industri, 5) meningkatkan akses sertifikasi lulusan SMK dan akreditasi SMK, dan 6) membentuk kelompok kerja pengembangan SMK.
Data BPS Nasional tahun 2016 mencatat angka pengangguran terbanyak adalah lulusan SMK. Belum sesuainya jenis keahlian lulusan dan kompetensi yang dimiliki dengan permintaan pasar kerja menjadi salah satu kendala, didukung banyaknya lulusan yang tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan.
iv
Fokus penelitian ini adalah Evaluasi Program Praktik Kerja Industri (Prakerin) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 6 Samarinda dengan sub okus meliputi: 1) landasan hukum pelaksanaan Prakerin, dan nota kesepahaman (MoU), 2) sumber daya dalam pelaksanaan Prakerin, 3) tahapan pelaksanaan Prakerin, 4) capaian kompetensi lulusan, dan 5) keterserapan lulusan di Dunia usaha/Dunia industri.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode evaluasi program dengan pendekatan kualitatif. Model penelitian evaluasi yang digunakan yaitu Model CIPPO (Context, Input, Process, Product dan Outcome). Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, menggunakan pedoman review dokumen, pedoman observasi dan pedoman wawancara untuk mengumpulkan data. Data yang dimaksud adalah tentang Praktik kerja industri (Prakerin) yang terdiri dari 5 komponen evaluasi yaitu evaluasi context: yaitu landasan hukum pelaksanaan Prakerin dan MoU, Evaluasi input: berkaitan dengan sumber daya Prakerin; Evaluasi process: tahapan pelaksanaan Prakerin yaitu dari persiapan sampai kepada penilaian dan sertifikasi siswa, Evaluasi product: berkaitan dengan capaian kompetensi lulusan, dan komponen Evaluasi outcomes: yaitu keterserapan lulusan di dunia usaha/dunia industri. Data dan informasi dikumpulkan melalui observasi dan wawancara, sedangkan validitas dan reliabilitas data yang dikumpulkan dilakukan melalui teknik triangulasi dan member check.
Teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperanserta (participant observation), wawancara mendalam (in depth interview), dan dokumentasi. Analisis data dilakukan selama pengumpulan data di lapangan dan setelah semua terkumpul, digunakan teknik analisis model interaktif.
iv
v
Hasil Penelitian
Hasil temuan dalam penelitian ini yaitu belum dilakukan sosialisasi tentang aturan-aturan yang menjadi landasan hukum Praktik kerja Industri sehingga warga sekolah sebagian besar tidak mengetahui dan kurang memahami tentang aturan Prakerin.
Aspek aturan Prakerin, masih ada siswa Prakerin belum lulus semua mata pelajaran. Seharusnya aturan siswa wajib lulus semua mata pelajaran harus dijalankan. Akibatnya siswa kurang fokus pada tugasnya, dampaknya hasil Prakerin tidak tercapai bahkan tidak lulus karena dianggap belum kompeten.
Untuk aspek sarana prasarana, jumlah peralatan sangat minim, dan masih konvensional, belum dapat menunjang peningkatan keterampilan semua peserta didik karena tidak seimbang antara jumlah peralatan dengan jumlah siswa. Idealnya satu jenis peralatan maksimal dua siswa, namun kenyataannya dengan keterbatasan peralatan tersebut, siswa dibentuk berkelompok dan menggunakan peralatan secara bergantian, hasilnya target pencapaian kompetensi siswa tidak maksimal.
Dari segi biaya Prakerin di SMK N 6 Samarinda mengandalkan dana pemerintah pusat maupun pemerintah Daerah. Pencairan yang tidak tepat waktu sehingga kesulitan dalam hal biaya operasional Prakerin khususnya pendistribusian siswa ke industri yang berada diluar kota samarinda.
Perbedaan waktu Prakerin siswa kompetensi keahlian Teknik Alat Berat selama 6 bulan dengan lima kompetensi keahlian yang lain selama 3 bulan. Hal tersebut membuat perbedaan tingkat penguasaan kompetensi, pengalaman dunia kerja, selain itu lingkungan dunia kerja membentuk pola disiplin dan menjaga attitude (sikap) siswa.
Untuk aspek monitoring siswa Prakerin selama ini masih belum maksimal, karena hanya dilakukan dua kali selama tiga bulan, seharusnya
v
vi
dilakukan setiap bulan, bahkkan ada yang tidak dapat dimonitoring karena lokasi Prakerin berada jauh di area tambang.
Standar nilai recruitment industri cukup tinggi sehingga dari sekian banyak lulusan yang mengikuti tes, hanya sebagian kecil saja yang dapat terserap karena belum memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan dunia usaha/dunia industri.
vi
DD00002306 | D 2306 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.07.2018.003) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain