Text
Peningkatan strata Posbindu Pratama menjadi madya berbasis pemberdayaan masyarakat di perkotaan
Abstrak
Ledakan jumlah penduduk lansia dari tahun ke tahun akan menjadikan Indonesia dengan jumlah penduduk lansia terbesar di dunia pada tahun 2020. Selain itu, jumlah lansia (11,4%), akan lebih banyak dibandingkan balita (6,9%). Di sisi lain, mereka tergolong usia yang rawan terhdap penyakit. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka penelitia ini ditujukan untuk merevitalisasi posbindu lansia sehingga terjadi peningkatan dari stata Pratama menjadi Madya berbasis pemberdayaan masyarakat. Sehingga status kesehatan dan gizi lansia dapat ditingkatkan. Langkah pertama yang dilakukan adalah studi pralapangan, yaitu studi pendahuluan kawasan sekaligus melakukan pendekatan sosial , curah pendapat dengan para stakeholder dan potensi terkait lainnya, dan peninjauan lapangan untuk melakukan recheking atas berbagai permasalahan yang dapat ditangkap dari dua tahap kegiatan sebelumnya. Langkah berikutnya adalah penyusunan program kerja, kegiatan yang dilakukan antara lain identifikasi dan analisis masalah, menetapkan tujuan kegiatan, dan menetapkan rencana kegiatan. Setelah itu, implementasi pengembangan model pemberdayaan masyarakat yang dibatasi pada pemberdayaan peran kader dalam melakukan pelayanan di meja kelima, yaitu kegiatan penyuluhan. Hasil penilaian ahli media, ahli materi dan pengguna (kader) terhadap media lembar balik terhdap DM dan VCD tentang osteoporosis termasuk dalam kriteria sangat baik. Hasil evaluasi saat kader posbindu melakukan penyuluhan dengan menggunakan media lembar balik dan VCD, diketahui secara keseluruhan termasuk dalam kriteria baik. Berdasarkan nilai rata-rata pre test dan post test, menunjukkan bahwa peningkatan pengetahuan kader tentang DM sebesar 13 poin dan tentang osteoporosis sebesar 10 poin. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dalam penelitian ini belum meningkatkan strata posbindu dari Pratama menjadi Madya. Jenis pelayanan yang belum dapat dilaksanakan atau masih dibawah standar anatara lain frekuensi pertemuan, cakupan pemeriksaan laboratorium dan senam.
Bibliografi : lembar 57
PD00000007 | P 7 | UPT Perpustakaan UNJ | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain