Text
Kemampuan merespon gerak tari pada anak tunagrahita sedang di SLB C AR-Rahman Jakarta Selatan : eksperimen kemampuan berkomunikasi dan model pembelajaran
ABSTRAK
Firsa Sofhie Alifia.R. 2019. Kemampuan Merespon Gerak Tari Pada Anak Tuna Grahita Sedang di SLB C Ar-Rahman Jakarta Selatan (Eksperimen Kemampuan Berkomunikasi dan Model Pembelajaran). Skripsi, Pendidikan Tari, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan merespon gerak tari dan kemampuan berkomunikasi pada anak berkebutuhan khusus Tuna Grahita Sedang, melalui model pembelajaran mandiri dan model pembelajaran terbimbing.
Penelitian ini dilaksanakan di SLB C Ar-Rahman Jakarta Selatan. Motode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif dengan variabel bebas terdiri dari variabel main effect dan variabel atribut. Variabel main effect adalah model pembelajaran (A) yan terdiri dari model pembelajaran mandiri (A1) dan model pembelajaran terbimbing (A2), variabel atributnya adalah kemampuan berkomunikasi (B) yang terdiri dari kemampuan komunikasi baik (B1) dan kemampuan berkomunikasi tidak baik (B2). Dan variabel terikatnya adalah kemampuan merespon gerak tari (Y).
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan eksperimen, dan pengambilan sampel dengan teknik Purposive Sampling yang populasinya berjumlah 45 siswa tuna grahita sedang, menghasilkan 24 sampel. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah instrumen kemampuan merespon gerak tari dan kemampuan berkomunikasi, penelitian berupa observasi dengan tes keterampilan melakukan gerak dengan pemberian stimulus dan analisis data mengunakan uji F dan uji Q dengan uji prasyarat hipotesis.
Hasil analisis data penelitian ini menunjukan bahwa model pembelajaran mandiri dan model pembelajaran terbimbing memiliki pengaruh dan perbedaan yang signifikan. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai Qhitung>Qtabel (5.77 > 4.20) maka H0 ditolak dan H1 diterima A1< A2 (72.08< 76.25). Terdapatnya pengaruh interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dan kemampuan berkomunikasi terhadap kemampuan merespon gerak. Hal ini dibuktikan dengan Fhitung >Ftabel (2016.67 > 4.35) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Terdapat perbedaan yang signifikan dengan hasil kemampuan merespon gerak tari siswa dengan menggunakan model pembelajaran mandiri yang memiliki kemampuan berkomunikasi tinggi dan siswa dengan model pembelajaran terbimbing yang memiliki komunikasi tinggi Qhitung>Qtabel (13.88 > 4.90), maka H0 di tolak dan H1 diterima A1B1>A2B1 (82.5> 68.33). Terdapat perbedaan yang signifikan dengan hasil kemampuan merespon gerak tari siswa dengan menggunakan model pembelajaran mandiri yang memiliki kemampuan berkomunikasi rendah dan siswa dengan model pembelajaran terbimbing yang memiliki komunikasi rendah Qhitung>Qtabel (22.04 > 4.90), maka H0 di tolak dan H1 diterima A1B2
SS00019633 | SK 19633 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.02.2019.002) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain