Text
Pengaruh Perceived Organizational Support (POS) keadilan interpersonal dan komitmen afektif terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) guru Sekolah Menengah Atas BPK Penabur di Jabodetabek
RINGKASAN
Pendahuluan
Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pendidikan selain diselenggarakan
oleh Pemerintah, juga diselenggarakan oleh pihak swasta, kini jumlahnya meningkat.
Oleh karena itu, sekolah swasta mendapat tantangan untuk meningkatkan mutu, selain
memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, juga tantangan agar dapat
bersaing di era globalisasi. Melihat tingginya peranan sekolah swasta dalam dunia
pendidikan di Indonesia, Yayasan Badan Pendidikan Kristen (BPK) PENABUR terus
berkembang dan terpacu turut serta mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kelebihan
yang dimiliki BPK PENABUR adalah guru-guru telah memiliki kompetensi atau
kapasitas di bidangnya serta memiliki pengalaman yang telah teruji. Hal ini terbukti
dari banyaknya prestasi yang diraih oleh peserta didik di BPK PENABUR di ajang
nasional dan internasional. Namun guru-guru di BPK PENABUR masih perlu
meningkatkan prestasinya lebih lagi.
Identifikasi permasalahan yang timbul pada jenjang Sekolah Menengah Atas
BPK PENABUR Jakarta, yakni: (1) keinginan guru melanjutkan studi lanjut ke jenjang
S2 masih kurang; (2) loyalitas karyawan pada jenjang SMA rendah terlihat dari masa
kerja guru; (3) keinginan berhenti bekerja di jenjang SMA tinggi dibandingkan jenjang
TK, SD, maupun SMP; (4) ketidaksesuaian atau ketidakcocokan antara guru dengan
rekan guru ataupun guru dengan pimpinannya di sekolah; (5) ada beberapa guru yang
melakukan tindakan yang melanggar peraturan yayasan, ditandai dengan datang
terlambat, ijin tidak masuk kerja, dan melakukan tindakan di luar batas kesopanan
sebagai guru.
Guru sebagai ujung tombak pendidikan, memiliki peran yang kuat dalam
menentukan tercapainya tujuan sekolah. Perilaku kewargaan atau organizational
citizenship behavior (OCB) merupakan perilaku sukarela yang dilakukan seseorang di
luar cakupan tugas utamanya dalam organisasi guna meningkatkan efektifitas
organisasi. Guru sebagai pendidik memiliki tugas pokok untuk mendidik. Namun
dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, guru dituntut tidak hanya mampu menjalankan
tugas pokoknya namun juga mampu melakukan hal-hal yang lebih dari pada itu.
OCB adalah perilaku sukarela yang dilakukan seseorang di luar cakupan tugas
utama dalam organisasi guna meningkatkan efektifitas organisasi, dengan indikator:
iv
membantu rekan kerja, mematuhi peraturan, melakukan kebajikan, bersikap sportif, dan
memiliki sopan santun. Perilaku OCB dipengaruhi oleh berbagai faktor. Oleh karena
itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh langsung
dari: (1) perceived organizational support (POS) terhadap OCB, (2) keadilan
interpersonal terhadap OCB, (3) komitmen afektif terhadap OCB, (4) POS terhadap
komitmen afektif, dan (5) keadilan interpersonal terhadap komitmen afektif.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif asosiatif dengan pengujian
hipotesis menggunakan metode analisis jalur (path analysis) dan teknik pengumpulan
data berupa kuesioner. Penelitian dilaksanakan selama enam bulan setelah proposal
penelitian disetujui, yakni tanggal 9 Januari 2017. Unit analisis dalam penelitian ini
adalah 235 guru dari 13 Sekolah Menengah Atas Kristen (SMAK) BPK PENABUR
yang berada di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Kuesioner digunakan untuk mendapatkan data variabel POS, keadilan
interpersonal, komitmen afektif dan OCB. Sebelum kuesioner digunakan dalam
penelitian, terlebih dahulu diujicobakan untuk menentukan validitas dan reliabilitas.
Hasil uji validitas menggunakan korelasi Product Moment Pearson pada instrumen
OCB guru diperoleh 32 item valid dengan koefisien reliabilitas r sebesar 0,894;
instrumen POS guru diperoleh 27 item valid dengan koefisien reliabilitas r sebesar
0,952; instrumen keadilan interpersonal guru diperoleh 28 item valid dengan koefisien
reliabilitas r sebesar 0,953; dan instrumen komitmen afektif guru diperoleh 26 item
valid dengan koefisien reliabilitas r sebesar 0,943.
Hasil Penelitian
Hasil perhitungan statistik menunjukkan koefisien jalur pengaruh POS terhadap
OCB guru sebesar 0,179 dengan thitung 7,685; pengaruh keadilan interpersonal terhadap
OCB guru sebesar 0,149 dengan thitung 8,055; pengaruh komitmen afektif terhadap OCB
guru sebesar 0,373 dengan thitung 10,192; pengaruh POS terhadap komitmen afektif guru
sebesar 0,279 dengan thitung 9,214; dan pengaruh keadilan interpersonal terhadap
komitmen afektif guru sebesar 0,454 dengan thitung 11,442. Oleh karena thitung> ttabel,
sebesar 1,970 maka hal ini menunjukkan bahwa pengaruh langsung positif POS,
keadilan interpersonal, dan komitmen afektif terhadap OCB sangat signifikan. Dengan
demikian dapat ditemukan bahwa variabel yang memberikan pengaruh terbesar
v
terhadap OCB adalah variabel komitmen afektif dan variabel yang memberikan
pengaruh terbesar terhadap komitmen afektif adalah variabel keadilan interpersonal.
Kebaruan atau novelty dalam penelitian ini adalah dengan dilakukannya analisa
jalur (path analysis) yang menemukan indikator dari masing-masing variabel yang
memberikan pengaruh terbesar terhadap variabel endogen (variabel terikat).
Berdasarkan analisa ditemukan koefisien jalur koefisien jalur indikator ketiga dari
variabel POS, yakni penghargaan terhadap karyawan sebesar 0,198 telah memberikan
pengaruh terbesar terhadap OCB. Untuk koefisien jalur indikator ketiga dari keadilan
interpersonal, yakni pertimbangan sebesar 0,425 memberikan pengaruh terbesar
terhadap OCB. Koefisien jalur indikator pertama dari komitmen afektif, yakni
keterlibatan dalam organisasi sebesar 0,411 telah memberikan pengaruh terbesar
terhadap OCB. Koefisien jalur dari indikator keempat pada variabel komitmen afektif,
yakni kondisi kerja yang diharapkan sebesar 0,474 telah memberikan pengaruh terbesar
terhadap komitmen afektif. Dan ditemukan juga bahwa koefisien jalur dari indikator
ketiga pada keadilan interpersonal, yakni pertimbangan sebesar 0,532 telah
memberikan pengaruh terbesar terhadap komitmen afektif.
Selanjutnya hasil penelitian ini mendukung hasil-hasil penelitian terdahulu dan
sesuai dengan teori-teori dan hasil penelitian yang terkait dengan pengaruh POS,
keadilan interpersonal, dan komitmen afektif terhadap OCB guru. Guru SMA BPK
PENABUR Jakarta yang memiliki komitmen afektif yang tinggi menjadi dorongan
untuk melakukan yang terbaik dalam pekerjaannya, bahkan melebihi tugas pokoknya
dan tidak menuntut imbalan berupa materi dari pihak sekolah. Hal tersebut dapat terjadi
karena adanya kesesuaian nilai-nilai yang dianut dengan nilai-nilai yang terdapat dalam
sekolah dan juga karena adanya keterikatan emosional yang kuat antara guru dengan
sekolah. Guru juga memiliki loyalitas yang tinggi terhadap sekolah sebagai tempatnya
mengabdi. Guru juga sering terlibat secara langsung dalam program-program atau
kegiatan sekolah. Hal-hal tersebut yang dapat mendorong tingginya OCB guru di
sekolah.
Adapun pandangan guru terhadap dukungan sekolah dapat memengaruhi OCB
guru SMA BPK PENABUR Jakarta. Hal ini terlihat dari meningkatnya rasa memiliki
terhadap segala hal yang terjadi di sekolah. Terlihat juga bahwa identitas sebagai guru
merupakan identitas sosial yang melekat di mana pun berada. POS juga terlihat ketika
pihak sekolah memerhatikan kesejahteraan guru-gurunya. Perhatian tersebut dapat
memunculkan kepuasan kerja dan komitmen guru. Sekolah yang menampilkan perilaku
semacam ini dapat mendorong pemikiran kreatif dan keinginan guru untuk bekerja giat
melebihi tugas pokoknya, demi tercapainya tujuan sekolah.
Tindakan adil yang dilakukan atasan atau pimpinan kepada guru SMA BPK
PENABUR Jakarta juga memengaruhi tingginya OCB guru. Keadilan interpersonal ini
misalnya terkait kebijakan yang diberlakukan di sekolah maka kepala sekolah
memberikan sosialisasi kepada seluruh guru secara jelas, kepala sekolah memberikan
pertimbangan yang adil dalam mengambil keputusan, kepala sekolah juga
memerhatikan guru secara pribadi atau mau berempati terhadap permasalahan yang
mungkin dihadapi guru, baik mengenai pekerjaan maupun mengenai hal yang bersifat
pribadi. Guru yang mendapat perlakuan yang adil dari pimpinannya akan terdorong
untuk melakukan tindakan sukarela ataupun mau membantu rekan kerjanya, mematuhi
peraturan, melakukan kebajikan, bersikap sportif, dan memiliki sopan santun.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa rendahnya OCB guru
SMA BPK PENABUR di wilayah Jabodetabek dapat ditingkatkan dengan memperkuat
komitmen afektif guru, memperkuat POS, dan mendukung adanya keadilan
interpersonal di sekolah.
DD00002344 | D 2344 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.07.2019.008) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain