Text
Persaingan politik dalam perfilman Indonesia tahun 1950-1965
ABSTRAK
Syaekhun Abdul Basyir. Persaingan Politik dalam Perfilman Indonesia Tahun 1950-1965, Skripsi. Jakarta : Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta, 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan perfilman dalam persaingan politik di Indonesia pada tahun 1950-1965 beserta dampaknya terhadap perfilman Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang tahapannya berawal dari heuristik yaitu pengumpulan bahan dan sumber berupa dokumen, arsip, buku dan koran, lalu kritik secara internal dan eksternal, dilanjutkan dengan interpretasi data menghubungkan kondisi perkembangan film dan persaingan politik yang terjadi dan terakhir proses penulisan menjadi sebuah karya tulis yang utuh. Sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber yang relevan dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini yaitu persaingan politik dalam perfilman Indonesia tahun 1950-1965, seperti arsip-arsip yang berkaitan dengan perfilman, yaitu Tap MPRS No. II tahun 1960 dan Tap Pres No.1 Tahun 1964 dan berita mengenai perfilman yang didapat dari media surat kabar sejaman seperti Harian Rakyat, Bintang Timur, Warta Bhakti, Aneka, dan Berita Antara.
Uraian dari penulisan karya ini berbentuk deskriptif-naratif yang menggambarkan keadaan perfilman Indonesia pada tahun 1950 sampai tahun 1965. Perkembangan film nasional Indonesia dimulai pada dekade 1950 setelah pengakuan kedaulatan. Pada dekade 1950 juga merupakan tahun-tahun yang dikelilingi oleh atmosfir kepentingan politik. Indonesia yang sedang membangun kebudayaan nasional melalui berbagai bidang seni termasuk film diintervensi oleh kepentingan politik pada masa itu. Lekra yang muncul sebagai organisasi kebudayaan dari PKI yang merupakan salah satu empat partai terkuat setelah pemilu 1955 melakukan aksi progresif dalam industri perfilman. Aksi tersebut dilakukan untuk menguasai perfilman nasional searah dengan garis ideologinya. Aksi politik tersebut kemudian membawa dampak pada kemunduran film Indonesia sejak tahun 1955 ditandai dengan menurunnya produksi film nasional, peristiwa tutup studio PPFI pada tahun 1957, serta berkurangnya jumlah bioskop di seluruh Indonesia pasca aksi pemboikotan film Amerika oleh PAPFIAS pada tahun 1964.
Kata Kunci : Perfilman Indonesia, Lembaga Kebudayaan Rakyat, Persatuan Produser Film Indonesia, Panitia Aksi Pemboikotan Film Imperialis Amerika Serikat.
SS00021004 | SK 21004 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.04.2019.004) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain