Text
Perbedaan sensitivitas dan akurasi metode mantel-haenszel dan metode beda-p terbakukan dalam deteksi perbedaan fungsi butir
Abstrak
Deteksi Differential Item Functioning (DIF) sangat diperlukan dalam pengembangan
tes. Metode Mantel-Haenszel dan beda-p terbakukan merupakan alat untuk deteksi DIF
berdasarkan asumsi teori klasik. Penelitian dilakukan untuk menyoroti sensitivitas dan
akurasi antara metode Mantel-Haenszel dan metode beda-p terbakukan dalam deteksi
DIF pada kondisi empat ukuran proporsi DIF. Desain simulasi (a) peserta tes masingmasing terdiri 1000 respons baik kelompok referensi maupun fokus, (b) ukuran
proporsi DIF (0.1; 0.25; 0.50; dan 0.75), dan (c) panjang tes pilihan ganda sebanyak 40
butir dan 5 pilihan jawaban. Penelitian menunjukkan bahwa metode Mantel-Haenszel
memiliki sensitivitas sama dengan metode beda-p terbakukan pada proporsi DIF
sebesar 10% dan 25%, namun, ketika ukuran proporsi DIF di atas 25% metode beda-p
terbakukan kurang sensitif dan sebaliknya sensitivitas metode Mantel-Haenszel
meningkat. Metode beda-p terbakukan memiliki akurasi yang lebih tinggi daripada
metode Mantel-Haenszel pada proporsi DIF sebesar 10%, namun, perbedaannya tidak
begitu besar, sehingga ketika ukuran proporsi DIF di atas 10% akurasi metode beda-p
terbakukan semakin berkurang, akibatnya akurasi metode Mantel-Haenszel lebih tinggi
daripada metode beda-p terbakukan. Disimpulkan bahwa metode Mantel-Haenszel
lebih baik dibandingkan metode beda-p terbakukan pada kondisi sampel yang stabil dan
panjang tes yaitu 40 butir, khususnya tes yang mengandung banyak DIF, bahkan sampai
75% kandungan DIF metode Mantel-Haenszel menunjukkan akurasi semakin baik.
Dengan demikian, peneliti menyarankan metode Mantel-Haenszel untuk digunakan
sebagai alat deteksi DIF pada pengembangan tes.
Kata Kunci: mantel-haenszel; beda-p terbakukan; perbedaan fungsi butir;
sensitivitas; akurasi.
Bibliografi : lembar 123-132
DD00002693 | D 2693 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.07.2019.001) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain