Text
Women's oppression in javanese aristocracy in Pramoedya Ananta Toer's Girl From The Coast
Penelitian ini membahas mengenai penindasan terhadap wanita dalam budaya bangsawan Jawa melalui tokoh-tokoh wanita dalam novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer. Melalui teori Subaltern oleh Gayatri Spivak, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tokoh-tokoh perempuan yang tertindas digambarkan dalam novel Gadis Pantai, melalui perspektif Pramoedya Ananta Toer sebagai pengarang. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi, dan novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer terjemahan Willem Samuels sebagai sumber data. Data yang dianalisis berupa kalimat, frasa, dan kata yang mengindikasikan tiga bentuk penindasan terhadap perempuan; merendah diri, wanita kurang kebebasan, serta wanita sebagai ‘yang lain’. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk penindasan wanita yang paling dominan adalah dalam bentuk perempuan sebagai ‘yang lain’, dimana hal ini dihasilkan oleh konflik kelas sosial dan perbedaan gender. Akan tetapi, Gadis Pantai sebagai tokoh utama wanita dalam novel ini melakukan perlawanan. Tulisan Pramoedya dalam novel Gadis Pantai banyak dipengaruhi oleh latar belakangnya sebagai subjek penjajahan serta pandangan politik sayap kirinya. Melalui novel ini, ia menggambarkan isu kelas sosial, perbedaan gender, serta bagaimana budaya jawa, ajaran islam, sistem patriarki serta penjajahan belanda mempengaruhi perempuan dalam berbagai cara.
Kata Kunci: penindasan, budaya, subaltern, kolonialisme, jawa, patriarki
This study discussed women’s oppression in Javanese Aristocracy through the female characters in Pramoedya Ananta Toer’s Girl from the Coast. Through Gayatri Spivak’s theory of Subaltern, this research aims to find out how the oppressed female characters revealed in the novel Girl from the Coast from the perspective of Pramoedya Ananta Toer as the author. This study uses content analysis as the method and Pramoedya Ananta Toer’s Girl from the Coast novel translated by Willem Samuels as the source of data. The data are sentences, phrases or words indicating three forms of women’s oppression: self-relegating, women’s lack of freedom, and women as ‘the other’. The result of this study shows that the dominant form of women’s oppression portrayed in the novel is women as ‘the other’, which resulted from the conflict of social classes and gender differences. It also shows that the main female character (Gadis Pantai) remains resistance. Pramoedya’s writing is much influenced by his background as a subject of colonialism and his left-winged political outlook. Through this novel, he depicts the issue of social class and gender inequalities, as well as how Javanese culture, Islamic teachings, patriarchal society and Dutch colonialism affect women in multiple ways.
Keywords: oppression, culture, subaltern, colonialism, javanese, patriarchy
Bibliografi : lembar 56-58
SS00007193 | SK 7193 | UPT Perpustakaan UNJ | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain