Text
Analisis penggunaan danseigo dalam drama televisi Yankee-kun to megane-chan dan implikasinya pada pembelajaran bahasa jepang
ABSTRAK
A’isya Kunti Dewi. 2015. Analisis Penggunaan Danseigo dalam Drama Televisi Yankee-kun to Megane-chan dan Implikasinya Pada Pembelajaran Bahasa Jepang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta. Setiap bahasa mengenal dan memiliki keragaman bahasa. Termasuk ragam bahasa dalam bahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang dikenal adanya ragam bahasa pria (danseigo) dan wanita (joseigo). Danseigo dan joseigo sering ditemukan pada situasi yang tidak formal dan jarang dipelajari dalam perkuliahan. Oleh karena itu, penelitian ini dibuat dengan tujuan mengetahui ragam bahasa pria serta fungsi penggunaannya dalam drama televisi Yankee-kun to Megane-chan. Drama televisi dipilih sebagai instrumen penelitian karena mencerminkan kehidupan dan bahasa sehari-hari di Jepang. Mengacu pada teori-teori mengenai danseigo, aspek-aspek kebahasaan yang mempengaruhi danseigo adalah ninshou daimeishi, kandoushi, shuujoshi, doushi, i-keiyoushi/hitei-keiyoushi dan goi no sentaku. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan mengumpulkan percakapan antar tokoh yang mengindikasikan danseigo yang terdapat dalam drama televisi Yankee-kun to Megane-chan sebagai data penelitian. Kemudian data dianalisa dan dikaji berdasarkan teori yang dikumpulkan dengan metode studi pustaka. Dalam hasil penelitian ditemukan shuujoshi わ yang diucapkan oleh pria. Hal ini tidak seperti yang telah diketahui secara umum bahwa わ merupakan ragam bahasa wanita. Shuujoshi わ dalam danseigo diucapkan dengan intonasi rendah dan pada situasi pembicara yang tidak tertarik berbicara dengan lawan bicara dan untuk mengungkapkan hal yang difikirkan oleh pembicara secara tegas. Penggunaan ragam bahasa pria dinilai menunjukkan sifat yang keras dan kasar dari penuturnya. Namun setelah menganalisis fungsi penggunaan danseigo, dapat disimpulkan bahwa realitanya danseigo menunjukkan bahasa yang kasual dan biasa digunakan sehari-hari. Selain itu mencerminkan keakraban kepada lawan bicara. Danseigo digunakan untuk menunjukkan kemaskulinan dan kejantanan penuturnya tanpa terkesan kasar atau tidak sopan. Penelitian ini diharapkan dapat menunjang pengetahuan dan kemampuan berbicara mahasiswa mengenai danseigo dan dapat meminimalisir kesalahan dalam penggunaannya. Selain itu, penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi referensi bahan ajar pad matakuliah kaiwa.
Kata kunci: danseigo, drama, kaiwa
ABSTRACT
A’isya Kunti Dewi. 2015. Analysis of The Usage of Danseigo in Television Drama Yankee-kun to Megane-chan and The Implications In Japanese Language Learning. Thesis, Department of Japanese Language Education, Faculty of Language and Art, State University of Jakarta.
Each language has a diversity of languages. Includes a variety of language in Japanese. In Japanese there is one of language diversities, it is men language (danseigo) and women language (joseigo). Danseigo and joseigo often found in situations that are not formal and rarely studied in lectures. Therefore, this research was made with the aim of knowing the variety of language use and the function in men language in the television drama Yankee-kun to Megane-chan. The television drama chosen as a research instrument because it reflects life and everyday language in Japan. Referring to the theories regarding danseigo, linguistic aspects that affect danseigo is ninshou daimeishi, kandoushi, shuujoshi, doushi, i-keiyoushi / hitei-keiyoushi and goi no sentaku. The method used in this research is descriptive analysis by collecting a conversation between characters that indicate danseigo contained in the television drama Yankee-kun to Meganechan as research data. Then the data is analyzed and assessed based on the theory that is collected by the method of literature. In the research found shuujoshi わ spoken by men. It is not as it has been recognized that わ is variety of language women. Shuujoshi わ in danseigo pronounced with low tone and in situations speaker who is not interested in talking with the other person and to express things explicitly considered by the speaker. The use of language diversity men rated show hard and abrasive properties of native speakers. However, after analyzing the function of danseigo, it can be concluded that the reality show danseigo is a casual and ordinary language used in everyday life. In addition reflects a familiarity to the listener. Danseigo used to demonstrate masculinity and virility speakers without sounding rude or disrespectful. This study is expected to support the student's knowledge and ability to talk about danseigo and to minimize errors in its use. In addition, this research is also expected to be a reference in teaching materials course, especially Kaiwa.
Keywords: danseigo, drama, Kaiwa
Bibliografi; lembar102-105
SS00008232 | SK 8232 | UPT Perpustakaan UNJ | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain