Text
Pengaruh pengalaman kerja dan sikap kerja terhadap kepuasan kerja pegawai dinas pendidikan Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara
RINGKASAN
Berdasarkan fenomena yang terjadi di Lingkup pemerintah kabupaten
Konawe Utara, disinyalir kepuasan kerja dan kinerja pegawai negeri sipil
(PNS) masih perlu ditingkatkan, atas adanya indikasi menurunnya a).
semangat kerja pegawai yang minim, b). sering tidak hadir, c) minimnya gaji,
d). meninggalkan tempat kerja tidak tepat waktu, e). jenuh bekerja, f). dan
adanya kecenderungan tidak mematuhi ketentuan/ instruksi. Jennifer M.
George, Gereth R. Jones mempertegas ”Work experiences contribute
independently, and sometimes equally, to employees levels of job
satisfaction”. Pengalaman Kerja berkontribusi dan kadang-kadang sama,
untuk tingkat pegawai Kepuasan Kerja secara independen, untuk tingkat
pegawai Kepuasan Kerja. Selanjutnya menurut Robbins dan Coult
menyatakan bahwa, “job satisfaction refer to an employee’s general attitude
toward his or her job”. Kepuasan Kerja mengacu pada sikap umum pegawai
terhadap pekerjaannya. Menurut Iztok Tomazic mengemukakan “an attitude
based on a direct experience is more likely to affect an individual’s behaviour
than an attitude formed on the basis of an indirect experience”. Sikap
berdasarkan pada pengalaman langsung lebih mungkin untuk mempengaruhi
antara individual perilaku dari sikap dibentuk atas dasar pengalaman
langsung. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti
tertarik untuk meneliti tentang pengaruh pengalaman kerja dan sikap kerja
terhadap kepuasan kerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Konawe
Utara Provinsi Sulawesi Tenggara.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode survey
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menjelaskan hubungan
kausal dengan analisis jalur (path analysis). Hasil uji coba instrumen
kepuasan kerja dari 40 butir yang di uji coba, terdapat 7 butir yang tidak valid
iii
dengan koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,915. Hasil uji coba
instrumen pengalaman kerja dari 40 butir yang di uji coba, terdapat 9 butir
yang tidak valid dengan koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,905. Hasil
uji coba instrumen sikap kerja dari 40 butir yang di uji coba, terdapat 8 butir
yang tidak valid dengan koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,919.
Analisis data dilakukan dengan statistika deskriptif dan inferensial.
Dari hasil pengujian hipotesis pertama dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh langsung positif pengalaman kerja terhadap kepuasan
kerja dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,534 dan nilai koefisien jalur
sebesar 0,405. Ini memberikan makna pengelaman kerja berpengaruh
langsung terhadap kepuasan kerja. Dari hasil pengujian hipotesis kedua
dapat disimpukan bahwa terdapat pengaruh langsung positif sikap kerja
terhadap kepuasan kerja dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,505 dan
nilai koefisien jalur sebesar 0,360. Ini memberikan makna sikap kerja
berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja. Dari hasil pengujian
hipotesis ketiga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh langsung positif
pengalaman kerja terhadap sikap kerja dengan nilai koefisien korelasi
sebesar 0,358 dan nilai koefisien jalur sebesar 0,358. Ini memberikan makna
pengalaman kerja berpengaruh langsung terhadap sikap kerja. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa: (1) pengalaman kerja berpengaruh
langsung positif terhadap kepuasan kerja, (2) sikap kerja berpengaruh
langsung positif terhadap kepuasan kerja, (3) pengalaman kerja berpengaruh
langsung positif terhadap sikap kerja. Peningkatan kepuasan kerja dapat
dilakukan dengan meningkatkan sikap kerja. Untuk itu, maka peningkatan
kepuasan kerja melalui upaya-upaya pemberian rangsangan untuk maju,
pemberian/pendelegasian pekerjaan yang menantang, pengakuan atas kerja
pegawai, dan pemberian prestasi atas hasil kerja pegawai.
Bibliografi : 83-85
TM00001709 | TM 1709 | UPT Perpustakaan UNJ | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain