Text
Resistensi kultural dalam novel tarian bumi karya oka rusmini : sebuah kajian feminisme postkolonial
ABSTRAK
Eka Fatimah Ade Putri. Resistensi Kultural dalam Novel Tarian Bumi Karya
Oka Rusmini: Sebuah Kajian Feminisme Postkolonial. Jakarta: Jurusan Bahasa
dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta, Juli
2016.
Penjajahan yang pernah dialami Indonesia tentu berpengaruh terhadap
karakteristik novel Indonesia terutama dalam hal sosial budaya. Selain itu, tidak
dipungkiri jika masih terdapat sisa-sisa kolonial dalam kehidupan masyarakat
Indonesia dan perempuan menjadi pihak yang dirugikan. Tujuan penelitian ini
untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk resistensi kultural dan posisi perempuan
Bali sebagai perempuan dunia ketiga dalam novel Tarian Bumi karya Oka
Rusmini. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu, bagaimana resistensi kultural yang terdapat
dalam novel Tarian Bumi karya Oka Rusmini dengan pendekatan feminisme
postkolonial.
Berdasarkan kajian dan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan:
(1) tema novel Tarian Bumi ialah mengenai kehidupan sosial masyarakat Bali
yang berkaitan dengan sistem kasta dan kebudayaan, (2) tokoh utama dalam novel
Tarian Bumi adalah Ida Ayu Telaga, (3) alur cerita berupa alur campuran, (4) latar
tempat dalam novel Tarian Bumi di antaranya adalah pura, griya, pasar, hotel,
rumah Luh Dalem, rumah Wayan, dan galeri Luh Dampar. Sedangkan latar waktu
dalam novel tersebut meliputi pagi hari, sore hari, dan malam hari. Latar sosial
dalam novel tersebut dapat ditemukan dalam penggunaan bahasa daerah dan
penamaan tokoh yang mencerminkan status kasta. Sedangkan analisi feminisme
postkolonial ditemukan sebagai berikut, (1) posisi perempuan Bali sebagai
perempuan dunia ketiga juga sebagai subalten dapat dilihat dari konstruksi yang
dibentuk oleh kolonial dan perempuan sebagai subordinat. Terdapat empat
konstruksi yang dibentuk oleh kolonial di antaranya Bali sebagai pulau dada
telanjang, pulau para seniman, pulau dewata dan setan, dan sebagai surga yang
hilang, (2) bentuk resistensi dalam novel tersebut dilakukan dengan cara menikah
beda kasta, menjadi homoseksual, menjadi perempuan mandiri, mengenyam
pendidikan, dan waspada terhadap objektivitas Barat (3) tindakan resistensi,
terdiri dari empat macam yaitu resistensi apati, resistensi pasif, resistensi aktif,
dan resistensi agresif.
Kata kunci: feminisme postkolonial, subaltern, konstruksi, resistensi, tarian
bumi Bibliografi : lembar 149-152
SS00009979 | SK 9979 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.02.2016.003) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain