Text
Konflik sosial dalam novel lampuki karangan Arafat Nur berdasarkan tinjauan sosiologi sastra
ABSTRAK
CHAROLINE VINCHE. Konflik Sosial dalam Novel Lampuki Karangan Arafat Nur Berdasarkan: Tinjauan Sosiologi Sastra. Skripsi. Jakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta. Juni 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konflik sosial yang terdapat dalam novel Lampuki karangan Arafat Nur melalui tinjauan sosiologi sastra. Metode penelitian yang digunakan ialah metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi. Analisis dilakukan dengan cara mengklasifikasikan data berupa dialog atau narasi dalam novel Lampuki yang mengandung konflik sosial kemudian menganalisisnya. Penelitian ini merupakan kajian pustaka sehingga tidak terikat pada tempat tertentu. Waktu penelitian dimulai pada Januari 2016 sampai dengan Juni 2016. Dalam penelitian ini menggunakan teori konflik sosial Rusdiana, dan sosiologi sastra Sapardi Djoko Damono.
Berdasarkan penelitian ditemukan adanya lima jenis konflik sosial, yaitu: konflik pribadi, konflik kelompok, konflik antarkelas sosial, konflik politik, dan konflik budaya. Namun, konflik rasial tidak ditemukan pada novel tersebut. (1) Konflik Pribadi ditemukan dalam novel Lampuki terdiri atas sembilan konflik, yaitu: konflik antara Teungku dan Ahmadi, warga Kampung Lampuki dan Ahmadi, warga Kampung Lampuki dan Halimah, Siti dan Saudah, Paijo dan Puteh, Paijo dan Jibral, Laila dan Ahmadi, Sukijan dan Prajurit baru, serta Hayati dan Halimah. (2) Konflik Kelompok terjadi antara penduduk kompleks pensiunan tentara dan kelompok Laskar Sagoe Peurincun. (3) Konflik Antarkelas sosial terjadi antara pensiunan tentara dan Laskar Sagoe Peurincun, polisi dan petani ganja, serta saudagar kaya dan Si pemungut pajak (Halimah). (4) Konflik Politik yang ditemukan dalam novel Lampuki di antaranya; masyarakat lawan tentara, kelompok Laskar Sagoe Peurincun lawan tentara, masyarakat lawan pemerintah pusat, dan konflik internal tentara. (5) Konflik Budaya yang ditemukan terdiri atas konflik budaya barat dengan budaya timur khas Aceh melalui sikap dan perilaku serta budaya berpakaian yang menyebabkan lahirnya konflik baru. Penelitian ini akan diimplikasikan ke dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XII semester dua. Kompetensi Dasar 3.3 Menganalisis teks cerita fiksi dalam novel dan 4.3 Menyunting teks cerita fiksi dalam novel sesuai dengan struktur dan kaidah teks, baik secara lisan maupun tulisan. Bagi guru bahasa dan sastra Indonesia, novel Lampuki dapat dijadikan sebuah pengembangan pembelajaran sastra, bahan ajar untuk mengembangkan materi cerita fiksi dalam novel.
Kata kunci: konflik sosial, Aceh, Lampuki, Arafat Nur.
Bibliografi : lembar 134-135
SS00009947 | SK 9947 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.02.2016.001) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain