Text
Dampak pola asuh tempat penitipan anak pada perkembangan perilaku anak : studi kasus Taman Balita Sejahtera "Kasih Bunda" Gedung Kridabakti Kementrian Sekretariat Negara
ABSTRAK
Devita Karlina. Dampak Pola Asuh Tempat Penitipan Anak Pada Perkembangan
Perilaku Anak Studi Kasus: Taman Balita Sejahtera “Kasih Bunda”, Gedung
Kridabakti Kementrian Sekretariat Negara. Skripsi. Jakarta. Program Studi
Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pola asuh anak
di Taman Balita Sejahtera “Kasih Bunda”, serta untuk mengetahui bagaimana
dampak pola asuh TPA Taman Balita Sejahtera “Kasih Bunda” pada
perkembangan perilaku anak.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif, serta menggunakan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data
melalui observasi langsung, wawancara mendalam, dan studi dokumen. Penulis
melakukan observasi ke lapangan dan melakukan wawancara guna memperoleh
informasi dengan jumlah informan 8 orang yang bersumber dari ketua Taman
Balita Sejahtera “Kasih Bunda”, kepala pengasuhan, 3 pengasuh atau bunda, 3
orang tua yang menitipkan anaknya di Taman Balita Sejahtera “Kasih Bunda”.
Terakhir 3 anak yang berada di Taman Balita Sejahtera “Kasih Bunda” sebagai
pengamatan penulis guna melengkapi data yang penulis peroleh. Teori yang
digunakan sesuai dengan masalah yang penulis temukan dari hasil pengamatan
penelitian penulis yaitu, perspektif sktruktural fungsional dari Robert K. Merton
dan George Herbert Mead yang berbicara tentang sosialisasi karena dengan
sosialisasi seseorang akan mengalami pembentukan diri dan perilaku seseorang
terjadi melalui proses pengambilan peran.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, kesibukan orang tua menjadikan
anaknya dititipkan di Taman Balita Sejahtera “Kasih Bunda” dengan harapan
mereka mendapat pengasuhan yang lebih baik. Para orang tua berpikir dengan
TPA yang menampung banyak anak asuh dengan biaya yang mahal tentunya
kualitas TPA tersebut sudah dikategorikan sangat baik padahal idealnya rasio
pengasuh untuk anak-anak adalah 4:1 untuk anak yang baru belajar berjalan dan
10:1 untuk anak usia prasekolah. Kualitas pengasuhan yang diberikan tentu saja
sangat berperan penting dalam perkembangan anak, akan tetapi hasil yang
ditemukan jumlah pengasuh dengan jumlah anak yang di Taman Balita Sejahtera
“Kasih Bunda” tidak ideal, total jumlah pengasuh 10 orang dan total jumlah anak
40 dengan 15 bayi dan 25 anak sehingga kurang adanya pengawasan dan
berdampak pada perkembangan perilaku anak. Berdasarkan faktor tersebut Taman
Balita Sejahtera tidak menjalankan sesuai dengan tujuan visi dan misinya, terjadi
sosialisasi tidak sempurna yang dilakukan pengasuh pada anak. Pengasuh
memberikan pola asuh otoriter dengan adanya pemberian sanksi pada anak seperti
anak dihukum berdiri di pojokan ruangan sambil memegang kedua telinganya, hal
tersebut tidak sesuai dengan tujuan, fungsi, dan prinsip-prinsip tempat penitipan
anak secara universal (umum). Dampak yang dialami atau dirasakan oleh anak,
yaitu anak mengalami trauma psikis seperti takut mendengar sebutan nama
“bunda” dan “sekolah”.
Kata Kunci: Pola Asuh, Perkembangan Perilaku Anak, Tempat Penitipan anak
Bibliografi : lembar 111-112
SS00010169 | SK 10169 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.04.2016.005) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain