Text
Konstruksi sosial pendidikan anak jalanan : studi di rumah singgah Dutasia Kampung Bencongan Indah
ABSTRAK
Diana Rosanti. Konstruksi Sosial Pendidikan Anak Jalanan (Studi di Rumah Singgah Dutasia Kampung Bencongan Indah), Skripsi Jakarta: Program Studi Pendidikan Sosiologi, Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta, 2015
Pendidikan nonformal hendaknya dapat menciptakan anak jalanan menjadi Sumber Daya Manusia yang berkualitas, dapat berpatisipasi dalam pembangunan, dan siap untuk bersaing di tengah masyarakat luas. Dutasia merupakan lembaga yang memperhatikan pendidikan anak jalanan dan mampu mengubah pandangan-pandangan pesimis anak jalanan dalam merencanakan masa depannya kelak. Tujuan penelitian ini ingin melihat proses konstruksi sosial pendidikan anak jalanan di Dutasia. Pendidikan dan pembinaan dilakukan oleh mahasiswa Teacher College Universitas Pelita Harapan (UPH). Kerjasama yang dilakukan UPH dengan Organisasi Dutasia sejak tahun 2006 menghasilkan ketetapan mahasiswa yang wajib memberikan 20 jam sebagai tutor di Rumah Singgah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan pada pelaksanaan pembelajaran dan pembinaan di Dutasia. Menggunakan konsep konstruksi sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckmann dalam melihat 3 momen yang berjalan secara dialektis yakni eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Informan-informan dalam penelitian ini adalah tiga pembina sebagai informan kunci, dan anak binaan Dutasia sebagai informan penunjang. Teknik triangulasi dalam penelitian ini menggunakan informan kunci yakni Pendiri Organisasi Dutasia dan Dosen Teacher College Universitas Pelita Harapan (UPH).
Hasil temuan menunjukan bahwa pendidikan yang ada di Dutasia melahirkan pendidikan dengan pendekatan humanis, dengan demikian anak jalanan mampu mengkonstruksi dirinya sendiri. Perubahan terjadi dalam membentuk realitas setelah bergabung anak jalanan memiliki realitas objektif dengan lingkungan rumah singgah Dutasia. Sedangkan realitas subjektif pada anak terbentuk kesadaran hasil dari interaksi dengan lingkungan barunya di Dutasi, seperti anak memiliki keahlian yang mereka kembangkan, mampu membuka usaha sendiri, serta memiliki perilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
Kata kunci: Anak Jalanan, Rumah Singgah, Pembinaan, Pendidikan Nonformal
Bibliografi : lembar 146-148
SS00011671 | SK 11671 | UPT Perpustakaan UNJ | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain