Text
Enkulturasi dalam tradisi baritan sebagai wujud pendidikan informal : studi kasus pada masyarakat etnis Betawi kel. Setu, kec. Cipayung Jakarta Timur
ABSTRAK
Rika Kartika. Enkulturasi dalam Tradisi Baritan sebagai Wujud Pendidikan Informal (Studi Kasus pada Masyarakat Etnis Betawi, Kel. Setu Kec. Cipayung, Jakarta Timur) Skripsi, Jakarta : Program Studi Pendidikan Sosiologi, Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta. 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk membahas enkulturasi dalam tradisi Baritan sebagai wujud pendidikan informal. Tradisi Baritan merupakan upacara mengucap syukur atas kelimpahan berkah, rejeki dan keselamatan untuk kampung setempat. Enkulturasi dalam tradisi Baritan dilihat melalui pewarisan nilai-nilai, seperti nilai agama, nilai sosial dan nilai budaya. Selain itu, tradisi Baritan menjadi media pembelajaran budaya Betawi lainnya melalui hiburan kesenian yang ditampilkan, kesenian gambang keromong, kesenian ondel-ondel dan tari-tarian Betawi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan wawancara dan observasi. Wawancara yaitu cara memperoleh atau keterangan dengan menanyakan masalah yang diteliti kepada narasumber atau informan. Wawancara dilakukan penulis dengan mengambil 11 informan yang memiliki peran dalam acara Baritan. 11 informan terdiri dari 4 orang pengurus acara, dan 7 orang sebagai partisipan yang terdapat orang tua dan kalangan muda. Observasi digunakan untuk menyajikan gambaran realistis perilaku dan kejadian dengan cara penulis mengamati langsung ke lapangan. Penulis mengamati langsung prosesi acara Baritan dari awal hingga akhir. Observasi dilakukan pada tanggal 24 Desember s.d 25 Desember 2016.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, enkulturasi dalam tradisi Baritan melalui pewarisan nilai-nilai, individu dapat mengerti tata cara ritual Baritan dan dijadikan acuan tingkah laku pada setiap penyelenggaraan tradisi Baritan selanjutnya. Hal ini tidak terlepas dari proses enkulturasi yang berlangsung yaitu tahap internalisasi, sosialisasi hingga pada tahap enkulturasi dimana tindakan individu menjadi suatu pola yang mantap dan dibudayakan. Serta pihak yang menjadi sarana enkulturasi kepada individu yaitu keluarga (enkulturasi primer) dan lingkungan (enkulturasi sekunder). Lingkungan sosial menjadi sarana penting berlangsungnya proses enkulturasi. Hal ini dikarenakan, melalui lingkungan sosial individu secara langsung mendapat pewarisan nilai-nilai dalam ritual Baritan, dan belajar praktek kebudayaan yang ada pada tradisi Baritan. Maka dari itu, enkulturasi dalam tradisi Baritan dilakukan dengan mendidik dan membimbing individu pada budaya yang ada di lingkungan sosialnya. Sehingga, enkulturasi dapat diartikan sebagai pendidikan yaitu pendidikan informal, dilihat dari keluarga dan lingkungan sebagai sarana enkulturasi budaya kepada individu.
Kata Kunci : Baritan, Enkulturasi, Pendidikan Informal
Bibliografi : lembar 132-134
SS00011680 | SK 11680 | UPT Perpustakaan UNJ | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain