Text
Pengaruh self efficacy dan kepuasan kerja terhadap employee engagement (keterikatan kerja) pada guru SMK Negeri Kota Administrasi Jakarta Utara
RINGKASAN
Guru memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam membimbing peserta didik kearah kedewasaan, kematangan dan kemandirian, sehingga guru sering dikatakan sebagai ujung tombak pendidikan. Guru tidak hanya sebagai pengajar yang melakukan transfer of knowledge, tetapi juga sebagai “pendidik” yang melakukan transfer of values dan sekaligus sebagai “pembimbing” yang memberikan pengarahan dan menuntun peserta didik dalam belajar. Untuk memberikan kinerja yang baik, guru memerlukan kepercayaan diri yang tinggi, perasaan puas terhadap pekerjaannya, sikap antusias, dan keterlibatan penuh secara fisik dan emosional ketika melaksanakan pekerjaan tersebut. Perasaan seseorang yang merasa antusias, bergairah tentang apa yang dilakukannya dan terlibat di dalam pekerjaan, mencintai pekerjaannya serta termotivasi secara langsung oleh pekerjaannya, cenderung bekerja lebih giat, merasa dirinya adalah bagian penting dari organisasinya dan menghasilkan kinerja yang memuaskan disebut dengan Keterikatan Kerja (Employee engagement). Dalam upaya untuk mengembangkan perilaku guru yang engaged, ini banyak terkait dengan berbagai hal, salah satunya yang menjadi ketertarikan peneliti adalah mengenai self efficacy yang dimiliki oleh tiap guru. Self efficacy adalah kepercayaan diri yang dimiliki oleh seseorang dalam menyelesaikan suatu tugas dengan menggunakan kemampuannya dalam keadaan tertentu. Hal ini sesuai dengan pendapat Maslach et. al., mengatakan bahwa, “ Argue that workload, control, reward and recognition, fairness, shared values, and support are six key areas of work that drive both engagement and burnout. Engagement consists of energy, involvement and efficacy, which turn into exhaustion, cynicism and ineffectiveness during burnout”. Keterikatan kerja
membutuhkan energi yang lebih, membutuhkan keterlibatan kerja dan keyakinan diri, yang jika tidak diperjuangkan akan berubah menjadi kejenuhan kerja yang ditandai dengan kelelahan, ketidak pedulian dan menjadi tidak efektif selama memaksa mereka bekerja terlalu keras. Jadi dapat disimpulkan bahwa keterikatan kerja sangat dipengaruhi oleh salah satunya yaitu efikasi diri (self efficacy). Selain pengaruh self efficacy, terdapat pula pengaruh kepuasan kerja (Job satisfaction) yang dialami oleh guru. Menurut Linda Holbeche dan Geoffrey Matthews, “Symptoms of psychological contract breach - such as emotional exhaustion, higher turnover intentions, turnover behaviour, and job satisfaction, trust and commitment - are now increasingly associated with employee disengagement.” Menurutnya bahwa karyawan yang disengagement ditandai dengan meningkatnya gejala psikologis pelanggaran kontrak pada karyawan, seperti munculnya emosional karena kelelahan kerja, memiliki niat yang lebih tinggi untuk keluar dari pekerjaan, adanya perilaku ingin keluar dari pekerjaan, tidak adanya kepuasan kerja, kepercayaan serta komitmen dalam bekerja. Sedangkan Fried et.al., mengatakan, “Employee job satisfaction and performance were job autonomy and feedback, …has argue that autonomous jobs, namely jobs that allow employees to formulate more elaborated work plans and pursue self-determined goals, would enhance feelings of personal efficacy and thereby enhance their feelings of cognitive liveliness”. Menurut Fried et.al., bahwa otoritas kerja karyawan, yaitu pekerjaan yang memungkinkan karyawan untuk melakukan pekerjaan lebih yang dilakukan secara tekun dan cermat sesuai rencana kerja dan menentukan tujuanya sendiri, akan meningkatkan kepercayaan diri seseorang (efficacy) dan dengan demikian akan meningkatkan perasaan kognitif kegembiraan kerja atau kepuasan kerja. Maka dari itu penelitian ingin mengkaji secara ilmiah apakah Self Efficacy dan Kepuasan Kerja berpengaruh terhadap Keterikatan Kerja (Employee Engagement). Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan pendekatan kuantitatif-kausal dengan menggunakan analisis jalur (Path Analysis). Pendekatan ini dipilih untuk menganalisis pola hubungan antara variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Populasi yang terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMK Negeri yang berada di wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara dengan jumlah guru sebanyak 130 guru. Sedangkan untuk uji coba instrumen sebanyak 20 guru Dari hasil perhitungan diperoleh besaran sampel sebesar 98, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan pendekatan acak sederhana yang sistematis (systematic simple random sampling), dimana awal penentuan sampel dilakukan secara acak baru sesudah itu dilakukan Iangkah-langkah sistematis sesuai dengan prosedur. Dari hasil pengujian hipotesis pertama dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh langsung positif self-efficacy terhadap keterikatan kerja dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,412 dan nilai koefisien jalur sebesar 0,311. Ini memberikan makna self-efficacy berpengaruh langsung positif terhadap keterikatan kerja. Meningkatnya self-efficacy mengakibatkan peningkatan keterikatan kerja. Dari hasil pengujian hipotesis kedua dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh langsung positif kepuasan kerja terhadap keterikatan kerja dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,424 dan nilai koefisien jalur sebesar 0,328. Ini memberikan makna kepuasan kerja berpengaruh langsung positif terhadap keterikatan kerja. Meningkatnya kepuasan kerja mengakibatkan peningkatan keterikatan kerja. Dari hasil pengujian hipotesis ketiga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh langsung positif self-efficacy terhadap kepuasan kerja dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,308 dan nilai koefisien jalur sebesar 0,308. Ini memberikan makna self-efficacy berpengaruh langsung positif terhadap kepuasan kerja. Meningkatnya self-efficacy mengakibatkan peningkatan kepuasan kerja. Dengan hasil tersebut, maka implikasinya adalah diarahkan pada upaya peningkatan keterikatan kerja guru melalui variabel self efficacy dan kepuasan kerja. Bibliografi : lembar 113-116
TM00002190 | TM 2190 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.07.2017.01) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain