Text
Pengaruh pengetahuan manajemen, pengetahuan sistem informasi dan kearsetifan terhadap kepemimpinan transformasional Departement Head PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Pusat
RINGKASAN
Pendahuluan
Pola hidup masyarakat Indonesia khususnya di kota-kota besar saat ini sedang mengalami masa transisi menuju kearah industri yang lebih modern. Hal ini terjadi dipicu oleh kemajuan teknologi informasi yang datang begitu cepat dan mempengaruhi gaya dan pola hidup masyarakat Indonesia di kota-kota besar pada umumnya. Penggunaan uang tunai untuk bertransaksi lambat laun beralih ke cashless transaction, aktifitas masyarakat telah bergeser dari transaksi konvensional menjadi transaksi digital. Fenomena ini akan terus berlangsung sejalan dengan berkembangnya industri yang mengarah ke revolusi industri ke empat (Industry 4.0). Menurut Klaus A Schwab (World Economic Forum), dunia saat ini berada di tahapan awal Revolusi Industri 4.0.1
Dampak dari perubahan ini menjadi tantangan bagi para pimpinan organisasi untuk mengarahkan sumber daya organisasi menuju era industri 4.0. Kepemimpinan yang dibutuhkan saat ini adalah kepemimpinan yang mampu membawa organisasi berubah dengan cepat, memiliki inovasi dan agility (kelincahan) beradaptasi dengan lingkungannya. Kondisi seperti ini akhirnya juga menjadi tantangan bagi seluruh sektor industri di dalam negeri untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Pada era industri generasi ke empat ini, ukuran besar perusahaan tidak menjadi jaminan, namun kelincahan perusahaan menjadi kunci keberhasilan. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa industri Startup, Fintech dan Marketplace serta industri transportasi seperti Grab dan Uber yang mengancam pemain-pemain besar pada industri transportasi di seluruh dunia atau Airbnb yang mengancam pemain-pemain utama di industri jasa pariwisata. Ini membuktikan bahwa
1 Klaus Schwab. Founder and Executive Chairman, World Economic Forum Geneva. https://www.weforum.org/agenda/authors/klaus-schwab/
` iii
organisasi yang mampu bergerak cepat dapat memangsa yang lambat bukan lagi yang besar memangsa yang kecil.
Perbankan merupakan salah satu sektor industri keuangan yang akhir akhir ini menghadapi tantangan baik internal maupun eksternal. Sumber daya manusia dan kepemimpinan masih merupakan tantangan utama yang harus dihadapi disamping masalah lainnya seperti teknologi informasi, pengembangan produk dan manajemen risiko. Sejalan dengan upaya-upaya untuk keluar dari permasalahan, Bank Syariah Mandiri mengidentifikasikan permasalahan yang dihadapi saat ini, yaitu: (1) tantangan keuangan dengan pengurangan biaya operasi, perbaikan berkelanjutan terhadap profitabilitas, nilai pembagian bersama; (2) tantangan pelanggan yaitu hubungan dengan pelanggan, penawaran produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan, dan tingkat kepuasan pelanggan; (3) tantangan globalisasi yaitu karakteristik pasar, tren industri, inteligensi persaingan, penguasaan dan kepemimpinan pasar, isu multikultural, dan menjadi perusahaan yang berkelas dunia; (4) tantangan teknologi yaitu perancangan bisnis digital, pemanfaatan teknologi untuk keunggulan bersaing, menyesuaikan teknologi terhadap kebutuhan pelanggan; (5) tantangan pengembangan sumber daya manusia yaitu efektivitas pengembangan kepemimpinan, organisasi belajar dan pengembangan kompetensi, standar kinerja dan kinerja manajemen, budaya kualitas dan mental yang cemerlang, organisasi yang inovatif dan budaya inovasi; (6) tantangan komunikasi yaitu hubungan industri, komunikasi yang tidak efektif, jaringan komunikasi (keberadaan dan efektifitas); (7) tantangan etika dan bisnis. PT Bank Syariah Mandiri menyikapi tantangan diatas dengan mempersiapkan sumber daya manusia sebagai prioritas melalui peningkatkan kemampuan kepemimpinan. Penelitian ini mengkaji lebih mendalam tentang kepemimpinan transformasional dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan transformasional tersebut yaitu pengetahuan manajemen, pengetahuan sistem informasi dan keasertifan
Hasil penelitian secara teoretik diharapkan menjadi sumbangan yang bermanfaat bagi sisi keilmuan, pendidikan dan pelatihan maupun sumbangsih lainnya kepada para pihak terkait langsung maupun tidak langsung. Bagi Bank Syariah Mandiri hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi manajemen untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan transformasional dan selanjutnya para pimimpinan mampu membuat keputusan-keputusan yang tepat untuk melakukan perubahan organisasi menjadi bank yang lincah dan cerdas dalam berkompetesi di era digital. Selain itu juga dapat bermanfaat bagi pengembangan khasanah pengetahuan baru, terutama bidang kepemimpinan transformasional yang dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bagi peneliti berikutnya.
Metode Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, penelitian ini mengukur tingkat kepemimpinan transformasional Department Head di PT Bank Syariah Mandiri Kantor Pusat. Pendekatan yang digunakan dalam penilitian adalah pendekatan kuantitatif, menggunakan metode survey dengan teknis analisa jalur (path analysis). Variabel penelitian terdiri dari variable eksosgen: Pengetahuan Manajemen (X1), Pengetahuan Sistem Informasi (X2), serta variabel Keasertifan (X3) sebagai variabel endogen perantara, dan Kepemimpinan Tansformasional (Y) sebagai variabel endogen utama.
Analisis diawali dengan ujicoba persyaratan analisis melalui uji validitas dan reliabilitas untuk butir instrumen. Kemudian, dilakukan uji analisis deskriptif yang meliputi persentase, rata-rata, nilai maksimum dan minimum, simpangan baku, modus, dan median. Selanjutnya, dilakukan uji normalitas galat, uji signifikansi dan uji linieritas, sebelum melakukan uji hipotesis.
Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis data dan perhitungan statistik, maka hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) terdapat pengaruh langsung positif pengetahuan manajemen department head terhadap kepemimpinan transformasional, (2) terdapat pengaruh langsung positif pengetahuan sistem informasi department head terhadap kepemimpinan transformasional, (3) terdapat pengaruh langsung positif keasertifan department head terhadap kepemimpinan transformasional, (4) terdapat pengaruh langsung positif pengetahuan manajemen department head terhadap keasertifan, (5) terdapat pengaruh langsung positif pengetahuan sistem informasi department head terhadap keasertifan, (6) terdapat pengaruh tidak langsung pengetahuan manajemen department head terhadap kepemimpinan transformasional melalui keasertifan, (2) terdapat pengaruh tidak langsung pengetahuan sistem informasi department head terhadap kepemimpinan transformasional melalui keasertifan,
Sebagai konsekuensi dari kesimpulan hasil penelitian yang dikemukakan diatas, maka upaya-upaya yang harus dilakukan sebagai Implikasi hasil penelitian ini, sebagai berikut: (1) peningkatan kepemimpinan transformasional department head dapat dicapai jika pengetahuan manajemennya ditingkatkan, (2) peningkatan kepemimpinan transformasional department head dapat dicapai jika kualitas pengetahuan sistem informasinya ditingkatkan, (3) peningkatan kepemimpinan transformasional department head dapat dicapai jika kualitas perilaku keasertifan ditingkatkan, (4) peningkatan kualitas perilaku keasertifan department head dapat ditingkatkan jika pengetahuan manajemennya ditingkatkan, (5) peningkatan keasertifan department head dapat ditingkatkan jika pengetahuan sistem informasinya ditingkatkan.
Mengakiri pemaparan dalam penelitian ini, disampaikan bahwa hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam meningkatkan
kepemimpinan transformasional. Selanjutnya, para pemimpin tersebut mampu membuat keputusan yang tepat sesuai dengan arah dan tujuan perusahaan. Berdasarkan hasil penelitan tersebut maka disarankan beberapa hal sebagai berikut: Pertama, untuk meningkatkan kepemimpinan transformasionalnya diharapkan department head meningkatkan pengetahuan manajemen secara pro aktif dengan mengikuti pelatihan, seminar dan forum-forum diskusi di samping cascading yang diperoleh dari para seniornya. Pengetahuan manajemen juga dapat dipraktikkan, dengan menggunakan teknik-teknik yang berkisar dari permainan peran sampai membuat video dari pertemuan nyata. Kedua, pengetahuan sistem informasi yang mumpuni efektif terbukti merupakan pengaruh secara langsung dan positif terhadap kepemimpinan transformasional. Oleh karena itu, agar kepemimpinan transformasionalnya meningkat, maka department head dituntut untuk selalu memperbaharui pengetahuan sistem informasi agar memiliki kemampuan berpikir kreatif dan inovatif. Sedapat mungkin meningkatkan penggunaan fasilitas knowledge management sebagai sarana yang efektif dalam mendapatkan informasi terkini. Ketiga, department head diharapkan selalu meningkatkan kepemimpinan transformasional dengan cara menggali potensi yang ada dalam dirinya untuk berperilaku secara jujur, tegas dan terbuka serta menghormati pihak lain dalam berkomunikasi melalui peningkatan pengetahuan manajemen maupun pengetahuan sistem informasi. Keempat, hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan keasetifan department head sebagai akibat dari meningkatnya pengetahuan manajemen.Hal ini mengisyaratkan bahwa salah satu untuk mengupayakan agar keasertifannya meningkat adalah dengan meningkatkan pengetahuan manajemen. Kebijakan dan program kerja pendidikan dan pelatihan diharapkan mengagendakan training keasertifan para pemipimnnya. Kelima, temuan penelitian menunjukkan bahwa keasertifan department head meningkat sebagai akibat dari pengetahuan sistem informasinya. Oleh sebab itu, perlu dipertimbangkan
oleh unit kerja pelatihan dan pengembangan pegawai untuk memasukkan pengetahuan sistem informasi sebagai basic skill pegawai. Keenam, meningkatkan utilisasi fasilitas knowledge management perusahaan sebagai sarana terbaik untuk penyebaran informasi. Dan secara rutin memperbaharui baik konten maupun teknis mendapatkan dan menyebarkan informasi.
DD00002154 | D 2154 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.07.2018.003) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain