Text
Pengaruh otonomi kerja, kepribadian, stres dan kepuasan kerja terhadap kinerja guru SMA Negeri di Kabupaten Bekasi
RINGKASAN
Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Guru merupakan salah satu penggerak sumber daya manusia, oleh karena itu ia harus memilki kemampuan mengorganisasi semua sumber daya untuk menunjang pencapaian tujuan sekolah. Seorang guru memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap berlangsungnya proses pendidikan termasuk membina dan meningkatkan kemampuan siswa dari segi kognitif maupun sikap mereka di sekolah. Atas dasar itu seorang guru harus bertanggung jawab bukan hanya terhadap lancarnya kegiatan akademis saja melainkan segala kegiatan, situasi, kondisi lingkungan sekolah dan hubungan sekolah dengan masyarakat juga merupakan tanggung jawabnya. Kinerja ideal seorang guru adalah mampu melaksanakan peran dan tugasnya. Kinerja yang baik merupakan hal yang harus dimilliki oleh seorang guru. Guru yang memiliki kompetensi tinggi sangat dibutuhkan untuk membangun sekolah berkualitas, karena guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Menurut Jennifer bahwa, “performance is an evaluation of the result of a person’s behavior. It involves determining how well or poorly a person has accomplished a task or done a job. Kinerja guru merupakan evaluasi dari suatu hasil kerja dan perubahan perilakunya dalam melaksanakaan pekerjaannya. Guru perlu memahami proses pendidikan di sekolah serta menjalankan tugasnya dengan baik, sehingga proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah dapat berjalan sesuai dan sejalan dengan upayaupaya pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Kurang optimalnya kinerja guru akan berdampak terhadap mutu pendidikan, karena
tanpa dibarengi kinerja guru yang tinggi/baik, upaya pembaharuan pendidikan tidak akan membuahkan hasil yang optimal. Teori utama yang di acu adalah: (1) otonomi kerja berpengaruh terhadap kinerja, merujuk teori Newstrom (2007: 239), dan Richard L. Daft (2012:484); (2) kepribadian berpengaruh terhadap kinerja, dengan teori Colquitt (2009: 313); (3) kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja, dengan teori Colquitt (2011: 125); (4) otonomi berpengaruh terhadap kepuasan kerja, dengan teori Phillips (2012: 144) dan Newstrom (2007: 239); (5) kepribadian berpengaruh terhadap kepuasan kerja, dengan teori Colquitt (2011: 302) dan Mullins (2010: 104); (6) stres berpengaruh terhadap kepuasan kerja, dengan teori Jennifer (2012: 248), dan Luthas (2011: 286). Dari teori-teori tersebut menghasilkan hipotesis penelitian.
Metodologi Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan teknik analisis jalur. Sampel penelitian dipilih sebanyak 191 guru, Menggunakan teknik pengambilan sampel acak sederhana. Data penelitian diperoleh dengan menyebarkan kuesioner. Uji Validitas menggunakan rumus korelasi product moment dan uji reliabilitas menggunakan formula alpha cronbach. Variabel kinerja terdiri dari 5 indikator dengan 35 butir kuisioner, dari analisis uji coba terdapat 33 butir dinyatakan valid dan 2 butir tidak valid. Variabel otonomi kerja terdiri dari 5 indikator dengan 35 butir kuisioner, dari analisis uji coba terdapat 31 butir dinyatakan valid dan 4 butir tidak valid. Variabel kepribadian terdiri dari 5 indikator dengan 35 butir kuisioner, dari analisis uji coba terdapat 31 butir dinyatakan valid dan 4 butir tidak valid. Variabel stres terdiri dari 5 indikator dengan 35 butir kuisioner, dari analisis uji coba terdapat 32 butir dinyatakan valid dan 3 butir tidak valid. Variabel kepuasan kerja terdiri dari 6 indikator dengan 35 butir kuisioner, dari analisis uji coba terdapat 32 butir dinyatakan valid dan 3 butir tidak valid.
iv
Hasil Penelitian Uji hipotesis menunjukkan pengaruh otonomi kerja terhadap kinerja dengan koefisien korelasi 0,518 dan koefisien jalur sebesar 0,341. Hasil uji signifikansi diperoleh thitung = 5,775 > ttabel = 2,346. Hasil ini menunjukkan koefisien jalur sangat signifikan. Pengaruh kepribadian terhadap kinerja dengan koefisien korelasi 0,565 dan koefisien jalur sebesar 0,349. Hasil uji signifikansi diperoleh thitung = 4,886 > ttabel = 2,346. Hasil ini menunjukkan koefisien jalur sangat signifikan. Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja dengan koefisien korelasi 0,495 dan koefisien jalur sebesar 0,150. Hasil uji signifikansi diperoleh thitung = 2,092 > ttabel = 1,653. Hasil ini menunjukkan koefisien jalur signifikan. Pengaruh otonomi kerja terhadap kepuasan kerja dengan koefisien korelasi 0,359 dan koefisien jalur sebesar 0,147. Hasil uji signifikansi diperoleh thitung = 2,259 > ttabel = 1,653. Hasil ini menunjukkan koefisien jalur signifikan. Pengaruh kepribadian terhadap kepuasan kerja dengan koefisien korelasi 0,637 dan koefisien jalur sebesar 0,582. Hasil uji signifikansi diperoleh thitung = 9,825 > ttabel = 2,346. Hasil ini menunjukkan koefisien jalur sangat signifikan. Pengaruh stres terhadap kepuasan kerja dengan koefisien korelasi - 0,185 dan koefisien jalur sebesar - 0,016. Hasil uji signifikansi diperoleh thitung = - 0,263 > ttabel = -1,653. Hasil ini menunjukkan koefisien jalur sangat signifikan. Berdasarkan hasil analisis data dapat dikemukakan hasil penelitian yaitu: (1) otonomi kerja berpengaruh langsung positif terhadap kinerja; (2) kepribadian berpengaruh langsung positif terhadap kinerja; (3) kepuasan kerja berpengaruh langsung positif terhadap kinerja; (4) otonomi kerja berpengaruh langsung positif terhadap kepuasan kerja (5) kepribadian berpengaruh langsung positif terhadap kepuasan kerja, (6) stres berpengaruh langsung negatif terhadap kepuasan kerja. Otonomi kerja yang tinggi,
kepribadian yang baik, tingkat stress yang rendah dan kepuasan kerja yang tinggi akan mempengaruhi peningkatan kinerja.
DD00002274 | D 2274 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.07.2018.005) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain