Text
Tuturan keigo dalam konteks ketidaksantunan pada drama Jepang domain perkantoran
ABSTRAK
M. Ichwan Oktavian. 2019. Tuturan Keigo dalam Konteks Ketidaksantunan
pada Drama Jepang Domain Perkantoran.
Ide dan Megumi (1999:445-447), memaparkan bahwa terdapat dua aspek yang
digunakan untuk mewujudkan kesantunan berbahasa, yaitu wakimae (kearifan)
dan volition (kemauan). Wakimae mengacu kepada sikap yang dilakukan
berdasarkan norma sosial yang berlaku. Sedangkan volition dapat dideskripsikan
sebagai strategi yang digunakan untuk mencapai kesantunan. Dalam bahasa
Jepang, kesantunan sangat penting dan sangat diperhatikan dalam penggunaannya.
Untuk menunjukkan kesantunan dalam bahasa Jepang, digunakan ragam bahasa
hormat yang dalam bahasa Jepang disebut dengan keigo. Penggunaan keigo salah
satunya dapat diamati melalui drama Jepang domain perkantoran. Penggunaan
keigo, terutama dalam domain perkantoran, pada umumnya merupakan bentuk
kesantunan dalam bahasa Jepang. Namun, dalam beberapa situasi, meskipun
menggunakan keigo, suatu tuturan dapat dianggap sebagai ketidaksantunan.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penyebab
ketidaksantunan, bentuk ketidaksantunan, dan aspek kesantunan berbahasa yang
mempengaruhi penggunaan keigo dalam menuturkan ketidaksantunan pada drama
Jepang domain perkantoran. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode padan referensial dan sosiolinguistik dengan menggunakan teknik dasar
pilah unsur penentu (PUP). Objek penelitian ini adalah tuturan keigo yang
mengandung konteks ketidaksantunan yang diambil dari hasil transkrip subtitle
bahasa Jepang pada drama Age Harassment, Jinsei ga Tanoshiku Naru Shiawase
no Housoku, dan Yotsuba Ginkou Harashima Hiromi ga Monomousu!
Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa terdapat lima penyebab
ketidaksantunan yang terjadi dalam tuturan keigo pada drama Jepang domain
perkantoran Kemudian terdapat enam bentuk ketidaksantunan dan tiga bentuk
ketidaksantunan gabungan yang terjadi dalam tuturan keigo pada drama Jepang
domain perkantoran Dan terakhir, aspek kesantunan berbahasa yang
mempengaruhi penggunaan keigo dalam menuturkan ketidaksantunan pada drama
Jepang domain perkantoran dipengaruhi oleh dua aspek yaitu wakimae (kearifan)
dan volition (kemauan) dimana aspek yang mendominasi adalah aspek wakimae
(kearifan). Pada aspek wakimae, ketidaksantunan dengan menggunakan tuturan
keigo lebih banyak digunakan oleh bawahan dikarenakan perbedaan status jabatan
dan situasi tempat tuturan yang berlangsung di kantor. Sedangkan pada aspek
volition, ketidaksantunan dengan menggunakan tuturan keigo lebih banyak
digunakan oleh atasan dimana tuturan keigo sengaja digunakan untuk
menciptakan jarak psikologis terhadap bawahan
Kata Kunci : Sosiopragmatik, Ketidaksantunan, Kesantunan Berbahasa,
Keigo, Domain Perkantoran
Bibliografi -lembar 95- 96
SS00021658 | SK 21658 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.07.2019.003) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain